I love them.

I love them.
Experience is how life catches up with us and teaches us to love and forgive each other

Minggu, 27 Juni 2010

Parents.

Hei guys, how's ur life? Good? I hope so...

Gue mau sharing soal sifat orang tua... Gue sendiri juga belum bisa terlalu memahami, hingga akhirnya sampe saat ini, gue terjelimet dalam suatu masalah yang kadang suka diperbesarkan. Tapi berhubung gue orangnya, "ya udah terserah, yang penting gue gak akan kayak gitu". Jadi bawa santai aja.

Okay masalah pertama datang dari keluarga gue sendiri dan gue adalah saksi hidupnya. Orang ini adalah sepupu gue dari Italy. Dia gak pernah makan sebebasnya dia, semuanya serba di atur (dari masalah makanan-pakaian dan waktu makan) Okay bagus buat kesehatan dia emang, tapi hasilnya dia jadi gendut dan pakaiannya kayak anak balita. Karena orang tuanya selalu menganggap dia anak kecil. Dia kalau mau pergi selalu harus ditemani mamanya, kayak ke bioskop atau ke rumah temennya. Padahal umurnya sama kayak gue. Dari segi kesalamatan sih.... Oke.

Tapi, gue melihat ada suatu kejanggalan. Nah kejanggalannya pada saat gue meminjamkan dia baju gue karena baju dia kotor kena makanan. Nah, dia seneng banget pake baju gue yang berbeda dengan bajunya dia. Semua orang ngomong ke dia kalau dia bagus banget pake baju itu dan gue setuju. Dia bener-bener beda banget.

Biasanya dia ganti baju itu banyak banget, tapi pas pake baju gue dia sama sekali gak ganti baju sampe dia mau tidur. Berarti secara tidak langsung dia memberitahukan kalau misalnya dia seneng dengan cara pakaian seperti itu. Tapi sayangnya orang tuanya ngomong kalau dia nggak suka tipe baju seperti itu.

Tapi, lo tau apa yang terjadi selanjutnya pas dia dateng kemarin ke Indonesia? Dia pake baju yang modelnya sama kayak pakaian gue & sampe sekarang pakaian gue itu gak dibalikin sama dia. Sekarang badan dia jadi kurus dan perutnya yang gendut itu gak terlihat lagi! Dia jauh lebih cantik dibanding yang dulu.

Nah! Gue mau kasih tau kalian satu hal, seketat-ketatnya orang tua kalian kepada kalian... Mereka pada ujungnya bakal menerima kedewasaan kita.

Sekarang ada temen gue yang orang tua nya selalu membebaskan dia kemana saja dan ngapain aja, asal hati-hati. Mungkin sekarang gue jadi sedikit berharap orang tua gue seperti itu, tapi setelah dipikir-pikir itu membuka gerbang kepada hal-hal yang tercela. Dan gue nggak mau hal itu.

Emang kadang gue suka iri, tanpa harus dipungkiri, gue sangat iri terhadap orang tua seperti itu. Seakan gue bisa menikmti kehidupan gue yang cuman 1 x ini. Cuman gue jadi berpikir sendiri, kalau orang tua gue kayak gitu... Gue nggak akan mungkin seperti ini dan gue bangga akan diri gue sendiri yang bisa lari dari jaman yang bener-bener...... Ya lo tau lah sendiri.

Nah! Herannya, pas gue bilang sama temen gue, "Enak banget sih orang tua lo!" Temen gue malah ngomong, "Ah Rey, gue kadang suka BT sendiri. Kayaknya gue bukan anaknya.. Gue mending jadi lo deh, walaupun sering dinasehatin, tapi orang tua lo percaya sama lo bakal bisa membahagiakan mereka. Kalau gue? Serba terserah gue. Kadang gue bingung sendiri, kehidupan gue bakal mau gue gimanain."

Disini gue mau ngasih tau kalian, kalau Kebebasan itu bukan suatu kebahagiaan yang kekal dan yang kita butuhkan. Tapi kepercayaan adalah suatu kebahagiaan yang kekal dan harus kita pertahankan.

Well, sekarang gue mau cerita orang tua gue. Keluarga gue semuanya rata-rata gampang panik dan suka membesar-besarkan masalah, tapi gampang mengerti, tapi susah menerima.

Semoga lo pada nggak bingung.

Orangtua gue ini selalu bilang kalau misalnya mereka berharap banyak sama gue karena gue adalah anak yang kreatif dan pintar. Dan itu menjadi suatu beban buat gue, karena cara mereka yang salah dalam mewujudkan kreativitas gue.

Gue selalu mau berbuat sesuatu, tapi ada aja halangan dari mereka. Gue juga bingung kenapa bisa kayak gitu... Kayak gak pernah ketemu dan akhirnya gagal. Itulah yang membuat gue lebih suka berbuat sesuatu tanpa izin mereka. Tapi pada akhirnya mereka bangga terhadap sesuatu yang gue buat, walaupun awalnya dimarahin.

Gue sedikit ada masalah sama keluarga gue itu adalah waktu. Di saat gue bisa, mereka nggak ada. Disaat gue nggak bisa, mereka ada. Dan gue sebagai anak kecil buat mereka, nggak bisa memarahi mereka kalau mereka pergi terus, karena bagaimana pun mereka udah punya hak buat menjalani kehidupan mereka. Tapi, kalau udah keterlaluan gue bakal ngomong.

Tapi beda sama gue, kalau gue nggak bisa sekali aja, mereka bakal ngomong (terutama nyokap) kalau misalnya gue ini nggak pernah ada waktu buat keluarga dan selalu mementingkan orang lain terutama teman (nyokap udah paling benci banget kalau gue selalu mendahulukan teman).

Intinya, kebaikan gue yang udah banyak banget, bisa dihapuskan oleh 1 kesalahan.

Kayak misalnya..... Sekarang gue kan lagi liburan, terus habis itu gue dirumah, nggak ada tuh yang ngajak jalan dan akhirnya membuat gue jadi kayak cacing kepanasan dan merubah mood gue dan akhirnya memaki-maki liburan gue. Apa yang akan gue lakukan? Mencari kegiatan diluar rumah yang bisa mengembalikan kondisi gue.

Nah saat gue mau mencari kegiatan, eh mereka ngajak jalan. Apa yang akan gue lakukan? Ya menolak. Karena gue udah berjanji sebelumnya, bukannya mereka mengajarkan kalau janji itu harus ditepatin?

Akhirnya mereka ngomong sama gue kalau misalnya gue tidak ada waktu buat keluarga... Begitu seterusnya.

Gue mau minta tolong sama kalian, ada yang bisa kasih saran buat gue dalam menghadapi orang tua gue? Karena gue pun udah ngomong sama mereka ya hasilnya nihil, adanya malah gue dimarahin. Gimana ya?

Tapi by the way, gue sayang sama mereka dan gue bakal menjadi anak yang mereka harapkan, bahkan lebih daripada yang mereka harapkan.


Tidak ada komentar:

You're the